Sumedang.WahanaNews.co - Pilkada Sumedang 2024 semakin mendekati puncak dengan kompetisi yang kian memanas antara empat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati.
Persaingan elektabilitas menjadi sorotan utama, terutama setelah lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis tren terbaru yang menunjukkan pergerakan signifikan di antara kandidat.
Baca Juga:
Ketua KPU Jakarta Barat Ingatkan Dokumen Yang Perlu Dibawa ke TPS Pilkada 2024
Data ini menjadi penting untuk melihat kekuatan politik yang sedang berkompetisi di Kabupaten Sumedang.
Indikator Politik Indonesia telah merilis hasil survei terbaru mengenai elektabilitas empat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang bersaing di Pilkada Sumedang 2024.
Rilis ini disampaikan pada Jumat (18/10/2024).
Baca Juga:
Pjs. Bupati Labuhanbatu Utara Saksikan Debat Publik Calon Bupati dan Wakil Bupati
Survei yang berlangsung dari tanggal 8 hingga 13 September 2024 menunjukkan pasangan Dony Ahmad Munir-Fajar Aldila, dengan nomor urut 2, memimpin dengan elektabilitas 72,3 persen, mengungguli tiga pasangan lainnya.
Di peringkat kedua, pasangan calon nomor urut 3, Irwansyah Putra-Mustikaningrat, mencatatkan elektabilitas sebesar 8,3 persen, menjadikannya pesaing terdekat.
Pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan ini diikuti oleh pasangan Eni Sumarni-Ridwan Solichin (nomor urut 1) dengan raihan 7,3 persen suara.
Pasangan independen nomor urut 4, Hendrik Kurniawan-Radya Anom Lucky Djohari Soemawilaga, berada di peringkat terakhir dengan dukungan 2,9 persen.
Sebanyak 9,2 persen responden masih belum menentukan pilihan.
Hendro Prasetyo, peneliti utama Indikator, menyebutkan bahwa dominasi Dony-Fajar terjadi karena persepsi masyarakat terhadap rekam jejak mereka di pemerintahan, yang dianggap telah terbukti.
"Sebanyak 72,3 persen responden memilih Dony-Fajar Aldila berdasarkan alasan tersebut," kata Hendro, melalui YouTube Indikator Politik Indonesia.
Hendro juga menambahkan, sebanyak 8,3 persen responden mendukung Irwansyah Putra karena kesamaan identitas politik.
Sedangkan 7,3 persen yang memilih Eni Sumarni mendasarkan pilihan mereka pada pengalaman Eni sebagai anggota DPD, dan Hendrik Kurniawan dipilih karena dianggap sebagai tokoh lokal asli daerah.
[Redaktur: Sandy]