Sumedang.WahanaNews.co - Di Kabupaten Sumedang, sejumlah baliho yang menampilkan pasangan calon bupati dan wakil bupati, Dony Ahmad Munir dan Fajar Aldila, mengalami kerusakan akibat tindakan jahil orang tidak dikenal.
Kerusakan tersebut terjadi secara luas dan dalam waktu yang hampir bersamaan, dengan banyak baliho yang robek seolah disayat.
Baca Juga:
Golkar Rekomendasi RK dan Ahmed Zaki Maju Pilkada DKI Jakarta
Tim pemenangan Dony-Fajar menduga bahwa kerusakan ini bukan disebabkan oleh cuaca, melainkan tindakan yang sengaja dilakukan.
"Sejak beberapa waktu lalu, kami tidak mendengar adanya angin puting beliung di Kabupaten Sumedang," ungkap Mulya Suryadi, Ketua Tim Pemenangan Dony-Fajar, melansir TribunJabar.id, Rabu (9/10/2024).
Menurutnya, hampir di semua daerah, mulai dari Ganeas, Situraja, hingga Wado, baliho mengalami kerusakan. Bahkan, di pusat kota Sumedang, khususnya di Kebon Kol, baliho juga terlihat rusak.
Baca Juga:
Baliho Relawan Martabat Viral Setelah Aksi Pencabutan Bendera PDIP di Dairi
Selain itu, di kawasan Barat seperti Tanjungsari dan Cimanggung, kerusakan baliho bergambar pasangan calon nomor urut 2 tersebut juga dilaporkan.
"Kerusakan ini hampir terjadi di setiap wilayah. Kami tidak tahu apakah ini dilakukan dengan sengaja atau tidak, tetapi tampaknya ini merupakan pola yang sangat terorganisir," tambah Mulya.
Dia juga menyebutkan bahwa tim pemenangan terus berupaya mencari solusi untuk menghadapi permasalahan ini.
Meski demikian, mereka tidak merasa terganggu dengan kejadian ini. Alih-alih mencari pelaku dan membuktikan siapa yang bertanggung jawab, tim lebih memilih untuk fokus pada program kampanye yang telah mereka rencanakan.
"Kami tidak ingin terjebak dalam banyak masalah karena hal ini. Sulit untuk membuktikan siapa yang merusak, dan kerusakan seperti ini tidak mungkin disebabkan oleh angin," jelasnya.
Mulya juga mengisyaratkan bahwa jumlah baliho yang rusak mencapai puluhan, meskipun tidak sampai ratusan. "Jika baliho kami sangat ditakuti, bisa jadi itulah alasan di balik tindakan merusak ini," tuturnya.
"Jika mereka tidak merasa terancam oleh baliho kami, mengapa harus merusaknya?" tambahnya dengan nada mempertanyakan.
[Redaktur: Rimma Patria]