WAHANANEWS.CO, Sumedang - Ruang Seni SMAN 1 Sumedang pada Sabtu malam (18/10/2025) dipenuhi suasana magis dan khidmat.
Melalui pertunjukan eksibisi karya musik bertajuk “TRIUM” ciptaan Dedy Hernawan, kolaborasi Saron Modifikasi, Tarawangsa, Bamboe Block, Kecapi, dan Suling berhasil menyajikan paduan bunyi yang memukau, lembut, dan penuh nuansa eksperimental.
Baca Juga:
Bezzecchi Naik ke Peringkat Tiga, Bagnaia Terpuruk Usai Dua Kali Gagal Finis Beruntun
Pertunjukan tersebut menjadi bagian dari upaya memperkenalkan dan mengapresiasi karya musik kontemporer yang berakar pada tradisi lokal.
Meski jumlah penonton terbatas, antusiasme tampak tinggi. Suara hening yang berpadu dengan denting kecapi, gesekan tarawangsa, dan hembusan suling menciptakan atmosfer musikal yang menenangkan sekaligus menggugah rasa.
Menariknya, salah satu tamu undangan yang juga seorang pengusaha menyampaikan komitmennya untuk membantu meningkatkan kualitas Ruang Seni SMAN 1 Sumedang.
Baca Juga:
Kemenkes Apresiasi PPIKERTI, 15 Tahun Kembangkan Pengobatan Tradisional Berbasis Ilmu
Ia berencana memberikan bantuan interior khusus agar ruang pertunjukan memiliki akustik yang lebih baik sehingga suara tidak pecah keluar dari ruangan.
Pimpinan Simpay Panaratas Sumedang, Dedy Hernawan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan pertunjukan kecil yang menampilkan tiga karya musik: Gliss, Beber Layar, dan Trium.
Dua di antaranya termasuk karya musik kontemporer yang menawarkan pengalaman bunyi di luar kebiasaan masyarakat awam.
“Kegiatan malam ini adalah pertunjukan kecil tiga karya. Dua di antaranya, Gliss dan Trium, merupakan karya musik kontemporer yang mungkin tidak biasa didengar masyarakat. Namun, itu sengaja saya ciptakan sebagai bahan apresiasi bagi audiens,” ujar Dedy.
“Karya Trium ini rencananya akan dipresentasikan dan dibedah di Semarang pada 25 Oktober 2025 mendatang. Harapan saya, audiens memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru tentang bunyi-bunyian, sehingga memperkaya referensi musikal mereka,” tambahnya.
Sementara itu, Hendra Nugraha (Ciho) pengusaha, penggiat UMKM, dan owner CIHO Printshop serta beberapa usaha kuliner memberikan apresiasi tinggi terhadap pertunjukan tersebut.
“Luar biasa! Ini pertunjukan yang berbeda dari event-event lainnya dan harus dirutinkan oleh para penggiat budaya,” ujar Hendra.
“Daripada menunggu ruang-ruang yang belum tentu bisa menampung karya, lebih baik menciptakan karya dan ruang sendiri. Saya siap mendukung kegiatan seperti ini, baik bulanan, triwulanan, maupun tahunan. Apresiasi terhadap budaya tidak bisa diukur dengan uang,” ungkapnya.
Pertunjukan musik “TRIUM” menjadi bukti nyata bahwa kreativitas dan kolaborasi lintas instrumen tradisional mampu menghadirkan pengalaman artistik yang segar.
Selain menghibur, kegiatan ini juga memperkuat semangat untuk terus menghidupkan seni dan budaya di Sumedang melalui ruang-ruang apresiasi yang diciptakan sendiri oleh para senimannya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]