WAHANANEWS.CO, Sumedang - Pemerintah Kabupaten Sumedang kembali menggelar Ekosistem Budaya Kasumedangan ke-6 yang bertempat di Geotheater Rancakalong, Sabtu (20/12/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam membangun sumber daya manusia yang agamis dan berkarakter sesuai visi Sumedang Simpati.
Baca Juga:
PBB Sumedang Utara Baru Capai 70%, Target 80% Akan Dikejar dalam Beberapa Hari ke Depan
Asisten Daerah (Asda) Pemkesra Setda Kabupaten Sumedang, Dr. Dian Sukmara, menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Menurutnya, Ekosistem Budaya Kasumedangan merupakan upaya konkret pemerintah daerah dalam mewujudkan misi pertama Kabupaten Sumedang, yakni membangun manusia yang berkarakter melalui pendekatan budaya.
“Manusia yang berkarakter itu adalah refleksi dari budaya tempat ia berada. Tidak ada karakter tanpa budaya, dan budaya pada hakikatnya dibangun untuk membentuk karakter,” ujarnya.
Baca Juga:
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir Bersama Asda Administrasi Lakukan Pembinaan SAKIP di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang
Ia menegaskan bahwa pembelajaran budaya tidak cukup hanya melalui teori atau diskusi di ruang kelas, melainkan harus dialami secara langsung dengan menjadi bagian dari ekosistem itu sendiri.
Baik sebagai penonton, pelaku seni, maupun masyarakat yang mengapresiasi karya budaya.
“Ketika seseorang belajar menghargai dan mengapresiasi orang lain sebagai penonton, di situlah karakter terbentuk. Itulah esensi budaya Kasumedangan,” tambahnya.
Dr. Dian juga menekankan bahwa nilai-nilai Dasa Marga Raharja sebagai landasan operasional SPBS harus diwujudkan dalam karya nyata, bukan sekadar wacana.
Mulai dari nilai taqwa, someah, motekar, jembar, hingga sepuluh nilai utama lainnya, seluruhnya harus dibangun secara sinergis dan dimulai dari hal-hal kecil.
“Hal besar tidak mungkin terwujud tanpa memulai dari hal kecil. Pagelaran seperti ini adalah bentuk nyata penanaman karakter Dasa Marga Raharja,” katanya.
Lebih lanjut, Ekosistem Budaya Kasumedangan tidak hanya menampilkan seni pertunjukan, tetapi juga mencakup pengembangan agrowisata, kreativitas batik, serta berbagai produk kreatif hasil karya masyarakat.
Seluruh potensi tersebut diharapkan terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Ke depan, kegiatan ini direncanakan akan digelar setiap hari Sabtu. Khusus pada bulan Ramadan, jadwal pelaksanaan akan disesuaikan dengan konsep ngabuburit di Geotheater, mulai sore hingga waktu berbuka puasa, disertai kegiatan ibadah bersama sesuai keyakinan masing-masing.
“Kami mendesain kegiatan ini dengan melibatkan berbagai elemen, termasuk Dinas Pendidikan sebagai leading sector. Membangun budaya tidak mungkin tanpa pendidikan, dan pendidikan tidak akan berhasil tanpa dukungan aset budaya,” jelasnya.
Dr. Dian juga menyampaikan harapan besar kepada generasi muda Sumedang usia 16 hingga 30 tahun agar terlibat aktif dalam ekosistem budaya ini.
Dari total 383.501 pemuda di Kabupaten Sumedang, saat ini baru sekitar 10 persen yang terlibat langsung.
“Target kami dalam lima tahun ke depan, seluruh pemuda Sumedang menjadi bagian dari sistem ini, sesuai minat dan potensinya masing-masing, baik di bidang seni, pertanian, tradisi, maupun bidang lainnya,” pungkasnya.
Melalui Ekosistem Budaya Kasumedangan, Pemerintah Kabupaten Sumedang optimistis dapat mewujudkan generasi yang lebih religius, berenergi, dan berkarakter, sehingga Sumedang benar-benar dirasakan kehadirannya sebagai Negeri Simpati.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]