Menurutnya, Musda dan FGD ini menjadi momentum penting bagi para cendekiawan muslim di Sumedang untuk berkontribusi nyata dalam pembangunan daerah, terutama dalam memperkuat kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan lokal.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberi manfaat besar bagi kemajuan masyarakat, memperkuat ukhuwah islamiyah, dan memperkokoh peran ICMI sebagai mitra strategis pemerintah daerah,” tambahnya.
Baca Juga:
ICMI Selenggarakan International Conference Of Muslim Women
Bahas Ketahanan Pangan dan UMKM
Dalam diskusi yang berlangsung hangat, Kamas Komara menjelaskan bahwa tema FGD difokuskan pada upaya menyiapkan kedaulatan pangan Sumedang, terutama untuk memenuhi kebutuhan dapur-dapur MBG (Menu Bergizi Gratis).
Saat ini, kata dia, ketersediaan pangan lokal seperti ayam, telur, dan sayur-mayur di Sumedang baru mampu memenuhi kurang dari 30 persen kebutuhan daerah, sisanya masih didatangkan dari luar.
Baca Juga:
Gelar Dialog Publik Bareng Paslon Wali-Wakil Wali Kota, Ketua ICMI Kota Bekasi Bilang Ini
“Kalau nanti dapur-dapur MBG sudah beroperasi penuh, kebutuhan akan meningkat tajam. Karena itu, FGD ini mendorong para petani dan pelaku UMKM agar lebih giat meningkatkan produksi, terutama di bidang pertanian dan peternakan,” jelasnya.
Ia juga menyoroti perlunya kehadiran pemerintah dalam mendukung kelompok tani, menyediakan akses modal, serta menjamin keberlanjutan pasokan pangan lokal.
“Negara harus hadir untuk memperkuat kelompok tani, agar tidak hanya mengejar target produksi, tapi juga menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat Sumedang,” tegasnya.