“Kegiatan malam ini adalah pertunjukan kecil tiga karya. Dua di antaranya, Gliss dan Trium, merupakan karya musik kontemporer yang mungkin tidak biasa didengar masyarakat. Namun, itu sengaja saya ciptakan sebagai bahan apresiasi bagi audiens,” ujar Dedy.
“Karya Trium ini rencananya akan dipresentasikan dan dibedah di Semarang pada 25 Oktober 2025 mendatang. Harapan saya, audiens memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru tentang bunyi-bunyian, sehingga memperkaya referensi musikal mereka,” tambahnya.
Baca Juga:
Bezzecchi Naik ke Peringkat Tiga, Bagnaia Terpuruk Usai Dua Kali Gagal Finis Beruntun
Sementara itu, Hendra Nugraha (Ciho) pengusaha, penggiat UMKM, dan owner CIHO Printshop serta beberapa usaha kuliner memberikan apresiasi tinggi terhadap pertunjukan tersebut.
“Luar biasa! Ini pertunjukan yang berbeda dari event-event lainnya dan harus dirutinkan oleh para penggiat budaya,” ujar Hendra.
“Daripada menunggu ruang-ruang yang belum tentu bisa menampung karya, lebih baik menciptakan karya dan ruang sendiri. Saya siap mendukung kegiatan seperti ini, baik bulanan, triwulanan, maupun tahunan. Apresiasi terhadap budaya tidak bisa diukur dengan uang,” ungkapnya.
Baca Juga:
Kemenkes Apresiasi PPIKERTI, 15 Tahun Kembangkan Pengobatan Tradisional Berbasis Ilmu
Pertunjukan musik “TRIUM” menjadi bukti nyata bahwa kreativitas dan kolaborasi lintas instrumen tradisional mampu menghadirkan pengalaman artistik yang segar.
Selain menghibur, kegiatan ini juga memperkuat semangat untuk terus menghidupkan seni dan budaya di Sumedang melalui ruang-ruang apresiasi yang diciptakan sendiri oleh para senimannya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]