Suasana festival semakin meriah dengan digelarnya Festival Adu Layangan yang berlangsung selama lima hari berturut-turut, mulai 29 Oktober hingga 2 November.						
					
						
						
							Kegiatan ini menjadi salah satu daya tarik utama yang melibatkan peserta dari berbagai daerah di Jawa Barat, sekaligus menjadi ruang ekspresi bagi masyarakat untuk menunjukkan kreativitas dan sportivitas.						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									IPDN Jadi Tuan Rumah Peringatan Tujuh Dekade Konferensi Asia–Afrika
								
								
									
										
	
									
								
							
						
						
							Tak hanya itu, malam hari di Geo Theater Rancakalong disemarakkan oleh beragam pagelaran seni tradisional, seperti tarawangsa, seni songah, hingga pertunjukan wayang golek kolaborasi bersama dalang muda Sumedang.						
					
						
						
							Pertunjukan ini menjadi bukti nyata bahwa seni tradisi masih hidup dan dicintai, terutama oleh generasi muda.						
					
						
						
							Sementara itu, Pasar Leuweung menghadirkan suasana khas pedesaan dengan konsep pasar alam yang menampilkan produk-produk UMKM, hasil hutan, hingga kuliner tradisional Sunda.						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									Bupati Dony Lantik 261 Pejabat di Lingkungan Pemkab Sumedang, Tegaskan Pentingnya Amanah dan Kinerja
								
								
									
	
								
							
						
						
							Pengunjung tidak hanya bisa berbelanja, tetapi juga mengikuti seminar budaya, bedah buku, serta pemutaran film dokumenter bertema “Menjars Memori Kolektif” yang mengangkat kisah pelestarian budaya dan alam di wilayah Sumedang.						
					
						
						
							Puncak acara dijadwalkan pada 2 November 2025, yang akan diisi dengan final Festival Layangan, Lomba Panahan Tradisional Kasumedangan, serta penutupan resmi seluruh rangkaian kegiatan.						
					
						
						
							Melalui kegiatan ini, masyarakat dan penyelenggara berharap Pekan Wisata Budaya Geo Theater Rancakalong menjadi momentum kebangkitan semangat masyarakat untuk terus mencintai budaya lokal, menjaga alam, serta memperkuat identitas Sumedang sebagai kabupaten yang kaya akan warisan budaya dan kearifan lokal.